Selasa, 07 Mei 2013

Makalah SBM


BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan. Seperti telah kita ketahui bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.

Persoalan berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan menentukan strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar (SBM). Strategi belajar mengajar menentukan jenis interaksi di dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang di gunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, aktif, kreatif, efektif dan efesien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.













1.2  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
ü  Apa pengertian dari strategi belajar mengajar ?
ü  Apa yang menjadi strategi dasar dalam proses balajar mengajar ?
ü  Bagaimana klasifikasi belajar mengajar ?
ü  Bagaimana hakekat dan apa ciri-ciri belajar mengajar ?
ü  Apa saja yang termasuk kedalam komponen-komponen belajar mengajar ?
ü  Apa saja jenis-jenis strategi belajar mengajar ?
ü  Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar ?

1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
ü  Sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar (SBM).
ü  Agar lebih memahami materi tentang strategi belajar mengajar tersebut.
















BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Istilah strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan awalnya digunakan dalam lingkungan militer namun isilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam konteks pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran.

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegitan guru anak didik dalam perwujudan kegitan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau bisa dikatakan strategi belajar mengajar merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Untuk memperoleh pemahaman yang medalam tentang makna dan hakikat strategi pembelajaran cermatilah pengertian strategi pembelajaran ( SBM ) sebagai berikut :
Adapun beberapa pengertian strategi belajar mengajar menurut para ahli adalah sebagai berikut :

a)    Hamzah B. Uno ( 2008:45)
Strategi pembelajaran adalah merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.

b)      Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.

c)      Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan,dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

d)     Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran adalah merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.

e)      Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

f)       Hilda Taba
Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.

g)      Moedjiono (1993)
Strategi Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu

h)      J.R David (1976)
Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :
1.         Menidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.         Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasidan pandangan hidup masyarakat.
3.         Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4.         norma-norma Menetapkan dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegitan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balikbuat penyempurnaan yang bersangkutan secara keseluruhan.

2.2 Strategi Dasar dalam Proses Belajar – Mengajar

Strategi dasar dalam proses belajar-mengajar, yaitu :

1.         Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.         Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.         Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga bisa menjadi pegangan guru dalam kegiatan mengajarnya.
4.         Menetapkan norma-norma dan batas-batas keberhasilan serta standar keberhasilan hingga dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam proses evaluasi hasil belajar-mengajar.

2.3 Klasifikasi Belajar – Mengajar

Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar, yaitu :

1.      Konsep dasar strategi belajar-mengajar

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi : a). Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku b). Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar c) Memilih prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar dan d) Menerapkan norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

2.      Sasaran kegiatan belajar-mengajar

Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran dan tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni tujuan intruksional khusus dan tujuan intruksional umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional sampai kepada tujuan yang bersifat universal.

Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia harus memiliki kualifikasi :
a)      Pengembangan bakat secara optimal
b)      Hubungan antarmanusia
c)      Efisiensi ekonomi
d)     Tanggung jawab selaku warga negara

Pandangan hidup para guru dan anak didik akan turut mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia idaman, yang mana konsekwensinya akan mempengaruhi kebijakan tentang perencanaan, pengorganisasian serta penilaian terhadap kegiatan belajar- mengajar.

2.4 Hakekat dan Ciri-ciri Belajar – Mengajar

1.      Hakekat belajar mengajar

Belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Yang mana tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap serta meliputi segala aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, semuanya termasuk cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan proses belajar-mengajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan belajar dikategorikan proses belajar-mengajar mis: perubahan fisik, dll.

Kegiatan mengajar seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak didik berbeda dengan belajar yang tidak selamanya membutuhkan kehadiran guru. Mengajar merupakan kegiatan muthlak yang memerlukan keterlibatan individu anak didik. Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya merupakan suatu proses, yaitu : proses mengatur, menngelola kelas,  mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat mendukung siswa dalam melakukan proses belajar mengajar. Pada tahap selanjutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau arahan kepada anak didik dalam proses belajar-mengajar.

Peranan guru sebagai pembimbing bertolak karena banyaknya anak yang bermasalah. Dalam belajar ada anak yang cepat mencerna materi yang diberikan, sedang dan ada pula yang lamban, dengan ini seorang guru dituntut untuk mengatur strategi yang sesuai dengan keadaan anak didik. Jadi jika hakikat belajar adalah perubahan maka hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.

2.      Ciri-ciri proses belajar mengajar

Sebagai suatu proses pengaturan, proses mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, menurut Edi Suardi sbb :
1)      Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, yakni dengan menempatkan anak sbagai pusat perhatian.
2)      Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan dapat tercapai dengan optimal diperlukan lagkah-langkah yang sistematik dan relevan.
3)      Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan penggarapan materi yang khusus. Dimana materi ini harus sudah dipersiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
4)      Ditandai dengan aktifitas anak didik. Sebagai konskwensi, anak didik merupakan syarat muthlak dalam proses belajar mengajar. Aktifitas ini mencakup fisik maupun mental.
5)      Dalam kegiatan belajar mengajar guru sebagai pembimbing, guru harus berusaha untuk memberikan motivasi agar terjadi proses belajar mengajar yang kondusif. Guru juga harus siap sebagai mediator dalam segala proses belajar mengajar, sehingga guru merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya.
6)      Dalam kegiatan belajar diperlukan disiplin. Disiplin ini diartikan sebagai pola tingkah laku yang sudah diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh guru dan anak didik dengan sadar.
7)      Ada batas waktu. Setiap tujuan yang ingin diacapai akan adanya waktu tertentu kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
8)      Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya materi yang telah diajarkan.

2.5 Komponen-komponen Belajar – Mengajar

Belajar sebagai suatu sistem intruksional mengacu kepada pengertian  sebagai seperangkat komponen yang sangat bergantung dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai sistem, belajar mengajar meliputi bahan, siswa, guru, metode dan evaluasi demi tercapainya tujuan tersebut, tidak hanya komponen-komponen diatas, tetapi ada persoalan yang biasa dihadapi guru yaitu :

a)      Tujuan-tujuan yang ingin dicapai
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang tidak memiliki tujuan. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran merupakan tujuan yang normatif, dengan kata lain dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik yang akan mewarnai mereka cara bersikap dan berbuat terhadap lingkungan sosialnya.

Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen lainnya mis : bahan belajar, pemilihan metode, sumber dsb. Semua komponen tersebut harus bersesuaian agar tercapainya tujuan yang efektif.

b)      Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar, tanpa bahan proses tersebut tidak dapat berjalan. Ada 2 persoalan dalam pengusaan bahan pelajaran yaitu, penguasaan bahan pelajaran pokok dan penguasaan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah pelajaran yang menyangkut bidang yang dipegang oleh guru sesuai dengan keahliannya sedangkan bahan  pelajaran pelengkap adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan para guru dalam menunjang penyajian bahan pelajaran pokok.

c)      Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti  kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang melibatkan semua komponen pengajaran. Dalam kegiatan belajar anak didik dituntut lebih aktif, guru hanya berperan sebagai motivator dan disini guru harus mengetahui perbedaan individual anak didik yaitu biologis, intelektual dan psikologis.

d)      Metode
Pemilihaan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Seorang guru yang tidak menguasai metode satupun, ia tidak dapat melaksanakan proses diatas. Dalam pemilihan metode guru disarankan untuk memilih metode yang bervariasi agar anak didik tidak bosan dalam menerimanya secara otomatis tujuan pembelajaran yang kondusif dapat tercapai.

Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dll. Oleh karena itu guru harus memahami segenap aspek pribadi anak didik diantaranya :
ü  Kecerdasan dan bakat khusus
ü  Prestasi sejak permulaan sekolah
ü  Perkembangan jasmani dan keesehatannya
ü  Kecendrungan emosi dan karakternya
ü  Sikap dan minat belajar
ü  Cita-cita
ü  Kebiasaan belajar dan bekerja
ü  Hobi dan penggunaan waktu senggang
ü  Hubungan sosial disekolah dan dirumah
ü  Latar belakang keluarga
ü  Lingkungan tempat tinggal
ü  Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik

Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan dengan cara evaluasi. Selain itu guru harus melaporkan perkembangan hasil belajar kepada orang tua khususnya.

Belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Yang mana tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap serta meliputi segala aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, semuanya termasuk cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan.

2.6 Jenis-jenis Strategi Belajar – Mengajar

Ada beberapa macam bentuk teknik penyajian belajar mengajar, yaitu:

1.      Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yagn pasif sebagai pendengar.

2.      Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru.

3.      Teknik Penemuan (Discovery)
            Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip, yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip yang dimaksud dengan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberiakn instruksi.

4.      Teknik Penyajian Tanya-Jawab
Teknik penyajian tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru agar dimengerti, bermanfaat dan dapat diingat dengan baik.

5.      Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.

6.      Bermain Peran (Role-Play)
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peran peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam
kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta
memberikan penilaian terhadap .

7.      Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk
mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun
fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di
dalam situasi yang sesungguhnya.

2.7 Hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Strategi Belajar – Mengajar

Berbagai jenis strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain:

1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi. Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.

2. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
Strategi Belajar Mengajar Ekspositorik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang menyiasati agar semua aspek dari komponen pembentukkan sistem intruksional mengarah pada penyampaian isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Dalam strategi ini tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip dan konsep yang dipelajari. Semuanya telah disajikan guru secara jelas melalui aspek-aspek dari komponen yang langsung behubungan dengan para siswa pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Strategi Belajar Mengajar Heuristik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang mensiasati agar aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem intruksional mengarah pada pengaktifan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip dan konsep yagn mereka butuhkan.

3. Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.

4. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
- Strategi Klasikal
- Strategi Kelompok Kecil
- Strategi Individual.

5. Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa
Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.
ü  Berdasarkan Model Desain Pelaksanaan Evaluasi Belajar
ü  Berdasarkan maksud atau fungsinya, terdapat beberapa model desain pelaksanaan evaluasi belajar-mengajar. Di antaranya ialah evaluasi; sumatif, formatif, refleksi, dan kombinasi dari ketiganya.

Evaluasi sumatif  ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah berakhirnya kegiatan belajar-mengajar, atau sering juga kita kenal dengan istilah lain, yaitu post test. Pola evaluasi ini dilakukan kalau kita hanya bermaksud mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau penguasaan belajar (mastery learning) yang telah dicapai oleh siswa. Asumsi yang mendasarinya ialah bahwa hasl belajar itu merupakan totalitas sejak awal sampai akhir, sehingga hasil akhir itu dapat kita asumsikan dengan hasil. Hasil penilaian ini merupakan indikator mengenai taraf keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut. Atas dasar itu, kita dapat menentukan apakah dapat dilanjutkan kepada program baru atau harus diadakan pelajaran ulangan seperlunya.

Evaluasi formatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan selama masih berjalannya proses kegiatan belajar-mengajar. Mungkin kita baru menyelesaikan bagian-bagian atau unit-unit tertentu dari keseluruhan program atau bahan yang harus diselesaikan. Tujuannya ialah apabila kita menghendaki umpan-balik yang secara (immediate feedback), kelemahan-kelemahan dari proses belajar itu dapat segera diperbaiki sebelum terlanjur dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin akan lebih merugikan, baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri. Bila dibiarkan kesalahan akan berlarut-larut. Dengan kata lain, evaluasi formatif ini lebih bersifat diagnostik untuk keperluan penyembuhan kesulitan-kesulitan atau kelemahan belajar-mengajar (remedial teaching and learning), sedangkan reevaluasi sumatif (EBTA) biasanya lebih berfungsi informatif bagi keperluan pengambilan keputusan, seperti penentuan nilai (grading), dan kelulusan.

Evaluasi reflektif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan sebelum proses belajar-menagjar dilakukan atau sering kita kenal dengan sebutan pre-test. Sasaran utama dari evaluasi reflektif ini ialah untuk mendapatkan indikator atau informasi awal tentang kesiapan (readliness) siswa dan disposisi (keadaan taraf penguasaan) bahan atau pola-pola perilaku siswa sebagai dasar penyusunan rencana kegiatan belajar-menagjar dan peramalan tingkat keberhasilan yang mungkin dapat dicapainya setelah menjalani proses belajar-menagjar nantinya. Jadi, evaluasi reflektif lebih bersifat prediktif.

Penggunaan teknik pelaksanaan evaluasi itu secara kombinasi dapat dan sering juga dilakukan terutama antara reflektif dan sumatif atau model pre-post test design. Tujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini ialah apabila kita ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar-mengajar yang bersangkutan. Dengan cara demikian, kita akan mungkin mendeteksi seberapa jauh konstribusi dari komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar-mengajar tersebut tentu model ini pun lebih bersifat diagnostik, tetapi lebih komprehensi.




















BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Media sumber belajar merupakan alat bantu yang berguna dalam proses belajar mengajar yang dapat mewakili  sesuatu yang disampaikan guru. Keefektifan daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang rumit dapat tercapai dengan adanya alat bantu. Pengembangan variasi mengajar yang dilakukan oleh guru adalah satu-satunya dengan memanfaatkan variasi alat bantu. Dalam pengembanganvariasi mengajar tidak sembarangan, tetapi ada tujuan yang hendak dicapai yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses bbelajar mengajar.

Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Ini berarti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan metde yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan.

Dengan tercapainya suatu tujuan maka dikatakan guru telah berhasil dalam mengajar. Kebeerhasilan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dan tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat dari daya serap anak terhadap materi yang disampaikan guru.












DAFTAR PUSTAKA

Anitah sri. 2007. “ Strategi Pembelajaran di SD ”. Jakarta : Universitas Terbuka
Bahri syaeful dan Zain Aswan. 2006. “Strategi Belajar mengajar”. Jakarta : Rineka Cipta
Rusman. 2009. “ Manajemen Kurikulum”. Jakarta : Rajawali Pers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar