BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang
terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru.
Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi dan
semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan. Seperti telah kita ketahui
bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai
tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi itu telah dirumuskan
dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.
Persoalan
berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar mengajar
atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai.
Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih
dan menentukan strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar (SBM).
Strategi belajar mengajar menentukan jenis interaksi di dalam proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang di gunakan harus menimbulkan aktivitas
belajar yang baik, aktif, kreatif, efektif dan efesien, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut :
ü Apa pengertian dari strategi belajar mengajar ?
ü Apa yang menjadi strategi dasar dalam proses
balajar mengajar ?
ü Bagaimana klasifikasi belajar mengajar ?
ü Bagaimana hakekat dan apa ciri-ciri belajar
mengajar ?
ü Apa saja yang termasuk kedalam komponen-komponen
belajar mengajar ?
ü Apa saja jenis-jenis strategi belajar mengajar ?
ü Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam strategi
belajar mengajar ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut :
ü Sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah
Strategi Belajar Mengajar (SBM).
ü Agar lebih memahami materi tentang strategi
belajar mengajar tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Istilah
strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang
artinya suatu usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan awalnya
digunakan dalam lingkungan militer namun isilah strategi digunakan dalam
berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam
konteks pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran.
Secara umum
strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum
kegitan guru anak didik dalam perwujudan kegitan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau bisa dikatakan strategi
belajar mengajar merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk
dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam suatu pembelajaran. Untuk memperoleh pemahaman yang medalam tentang makna
dan hakikat strategi pembelajaran cermatilah pengertian strategi pembelajaran (
SBM ) sebagai berikut :
Adapun beberapa pengertian
strategi belajar mengajar menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a) Hamzah B. Uno ( 2008:45)
Strategi
pembelajaran adalah merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran.
b) Dick dan Carey (2005:7)
Strategi
pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas
sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur
pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
c) Suparman (1997:157)
Strategi
pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan,dan waktu
yang digunakan dalam proses pembelajran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
d) Gerlach dan Ely (1990)
Strategi
pembelajaran adalah merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
e) Kemp (1995)
Stategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
f) Hilda Taba
Strategi
pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel
pembelajaran secara sadar dan sistematis.
g) Moedjiono (1993)
Strategi
Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya
konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran,
dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu
h) J.R David (1976)
Strategi
Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Ada empat strategi dasar
dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :
1. Menidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasidan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4. norma-norma Menetapkan dan batas minimal keberhasilan
atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh
guru dalam melakukan evaluasi hasil kegitan belajar mengajar yang selanjutnya
akan dijadikan umpan balikbuat penyempurnaan yang bersangkutan secara
keseluruhan.
2.2 Strategi Dasar dalam
Proses Belajar – Mengajar
Strategi dasar dalam proses belajar-mengajar, yaitu :
1. Mengidentifikasi serta menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan
belajar-mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur,
metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif
sehingga bisa menjadi pegangan guru dalam kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan
batas-batas keberhasilan serta standar keberhasilan hingga dapat dijadikan
pedoman bagi guru dalam proses evaluasi hasil belajar-mengajar.
2.3 Klasifikasi Belajar – Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah
sehubungan dengan strategi belajar mengajar, yaitu :
1.
Konsep dasar strategi
belajar-mengajar
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa konsep
dasar strategi belajar mengajar meliputi : a). Menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku b). Menentukan pilihan berkenaan dengan
pendekatan terhadap masalah belajar mengajar c) Memilih prosedur, metode dan
tehnik belajar mengajar dan d) Menerapkan norma dan kriteria keberhasilan
kegiatan belajar mengajar.
2.
Sasaran kegiatan
belajar-mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran dan
tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional
dan konkret, yakni tujuan intruksional khusus dan tujuan intruksional umum,
tujuan kurikuler, tujuan nasional sampai kepada tujuan yang bersifat universal.
Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia
harus memiliki kualifikasi :
a) Pengembangan bakat secara optimal
b) Hubungan antarmanusia
c) Efisiensi ekonomi
d) Tanggung jawab selaku warga negara
Pandangan hidup para guru dan anak didik akan turut
mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia idaman, yang
mana konsekwensinya akan mempengaruhi kebijakan tentang perencanaan,
pengorganisasian serta penilaian terhadap kegiatan belajar- mengajar.
2.4 Hakekat dan Ciri-ciri Belajar – Mengajar
1. Hakekat belajar mengajar
Belajar adalah
sebuah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Yang mana
tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, ketrampilan maupun sikap serta meliputi segala aspek pribadi.
Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah
kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, semuanya termasuk
cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan proses belajar-mengajar.
Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan belajar dikategorikan proses
belajar-mengajar mis: perubahan fisik, dll.
Kegiatan
mengajar seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak didik berbeda dengan
belajar yang tidak selamanya membutuhkan kehadiran guru. Mengajar merupakan
kegiatan muthlak yang memerlukan keterlibatan individu anak didik. Sama halnya
dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya merupakan suatu proses, yaitu :
proses mengatur, menngelola kelas, mengorganisasi lingkungan yang ada
disekitar anak didik, sehingga dapat mendukung siswa dalam melakukan proses
belajar mengajar. Pada tahap selanjutnya mengajar adalah proses memberikan
bimbingan atau arahan kepada anak didik dalam proses belajar-mengajar.
Peranan guru
sebagai pembimbing bertolak karena banyaknya anak yang bermasalah. Dalam
belajar ada anak yang cepat mencerna materi yang diberikan, sedang dan ada pula
yang lamban, dengan ini seorang guru dituntut untuk mengatur strategi yang
sesuai dengan keadaan anak didik. Jadi jika hakikat belajar adalah perubahan
maka hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh
guru.
2. Ciri-ciri proses belajar
mengajar
Sebagai suatu
proses pengaturan, proses mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu,
menurut Edi Suardi sbb :
1)
Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu
perkembangan tertentu, yakni dengan menempatkan anak sbagai pusat perhatian.
2)
Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Agar tujuan dapat tercapai dengan optimal diperlukan
lagkah-langkah yang sistematik dan relevan.
3)
Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan penggarapan materi yang khusus.
Dimana materi ini harus sudah dipersiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar.
4)
Ditandai dengan aktifitas anak didik. Sebagai konskwensi, anak didik merupakan
syarat muthlak dalam proses belajar mengajar. Aktifitas ini mencakup fisik
maupun mental.
5)
Dalam kegiatan belajar mengajar guru sebagai pembimbing, guru harus berusaha
untuk memberikan motivasi agar terjadi proses belajar mengajar yang kondusif.
Guru juga harus siap sebagai mediator dalam segala proses belajar mengajar,
sehingga guru merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya.
6)
Dalam kegiatan belajar diperlukan disiplin. Disiplin ini diartikan sebagai pola
tingkah laku yang sudah diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah
ditaati oleh guru dan anak didik dengan sadar.
7)
Ada batas waktu. Setiap tujuan yang ingin diacapai akan adanya waktu tertentu
kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
8)
Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya materi yang telah
diajarkan.
2.5 Komponen-komponen Belajar – Mengajar
Belajar sebagai suatu sistem intruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang sangat bergantung dengan
yang lain untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai sistem, belajar mengajar
meliputi bahan, siswa, guru, metode dan evaluasi demi tercapainya tujuan
tersebut, tidak hanya komponen-komponen diatas, tetapi ada persoalan yang biasa
dihadapi guru yaitu :
a)
Tujuan-tujuan yang ingin
dicapai
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai
dalam suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang tidak memiliki tujuan.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran merupakan tujuan yang normatif, dengan
kata lain dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada
anak didik yang akan mewarnai mereka cara bersikap dan berbuat terhadap
lingkungan sosialnya.
Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen
lainnya mis : bahan belajar, pemilihan metode, sumber dsb. Semua komponen
tersebut harus bersesuaian agar tercapainya tujuan yang efektif.
b)
Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan
dalam proses belajar mengajar, tanpa bahan proses tersebut tidak dapat
berjalan. Ada 2 persoalan dalam pengusaan bahan pelajaran yaitu, penguasaan
bahan pelajaran pokok dan penguasaan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran
pokok adalah pelajaran yang menyangkut bidang yang dipegang oleh guru sesuai
dengan keahliannya sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah bahan
pelajaran yang dapat membuka wawasan para guru dalam menunjang penyajian bahan
pelajaran pokok.
c)
Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan
dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar yang melibatkan semua komponen pengajaran. Dalam
kegiatan belajar anak didik dituntut lebih aktif, guru hanya berperan sebagai
motivator dan disini guru harus mengetahui perbedaan individual anak didik
yaitu biologis, intelektual dan psikologis.
d)
Metode
Pemilihaan metode yang tepat sangat mempengaruhi
keberhasilan proses belajar mengajar. Seorang guru yang tidak menguasai metode
satupun, ia tidak dapat melaksanakan proses diatas. Dalam pemilihan metode guru
disarankan untuk memilih metode yang bervariasi agar anak didik tidak bosan
dalam menerimanya secara otomatis tujuan pembelajaran yang kondusif dapat
tercapai.
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru
berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat,
administrator dll. Oleh karena itu guru harus memahami segenap aspek pribadi
anak didik diantaranya :
ü Kecerdasan dan bakat khusus
ü Prestasi sejak permulaan sekolah
ü Perkembangan jasmani dan keesehatannya
ü Kecendrungan emosi dan karakternya
ü Sikap dan minat belajar
ü Cita-cita
ü Kebiasaan belajar dan bekerja
ü Hobi dan penggunaan waktu senggang
ü Hubungan sosial disekolah dan dirumah
ü Latar belakang keluarga
ü Lingkungan tempat tinggal
ü Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan
dengan cara evaluasi. Selain itu guru harus melaporkan perkembangan hasil
belajar kepada orang tua khususnya.
Belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Yang mana tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap serta meliputi
segala aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi
pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan
hasil belajar, semuanya termasuk cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat
belajar adalah perubahan.
2.6 Jenis-jenis Strategi Belajar – Mengajar
Ada beberapa macam bentuk teknik penyajian belajar mengajar,
yaitu:
1.
Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi
proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar
menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif
tidak ada yagn pasif sebagai pendengar.
2.
Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa
di dalam kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan
tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan
oleh guru.
3.
Teknik Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan
proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip,
yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti
menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya.
Sedangkan prinsip yang dimaksud dengan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan
sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberiakn
instruksi.
4.
Teknik Penyajian Tanya-Jawab
Teknik penyajian tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan
motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama
mendengarkan pelajaran atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi
pelajaran yang sedang diajarkan guru agar dimengerti, bermanfaat dan dapat
diingat dengan baik.
5.
Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan
telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru
menularkan pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.
6.
Bermain Peran (Role-Play)
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk
‘menghadirkan’ peran peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu
‘pertunjukan peran’ di dalam
kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi
agar peserta
memberikan penilaian terhadap .
7.
Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk
mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental
maupun
fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke
dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk
melakukan praktek di
dalam situasi yang sesungguhnya.
2.7 Hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Strategi
Belajar – Mengajar
Berbagai jenis strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan
berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain:
1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan
pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang
bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau
ciri-ciri. Strategi. Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik
konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan
pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang
umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam
mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
2. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
Strategi Belajar Mengajar Ekspositorik, yaitu suatu strategi
belajar mengajar yang menyiasati agar semua aspek dari komponen pembentukkan
sistem intruksional mengarah pada penyampaian isi pelajaran kepada siswa secara
langsung. Dalam strategi ini tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta,
prinsip dan konsep yang dipelajari.
Semuanya telah disajikan guru secara jelas melalui aspek-aspek dari komponen
yang langsung behubungan dengan para siswa pada waktu proses pembelajaran
berlangsung. Strategi Belajar Mengajar Heuristik, yaitu suatu strategi belajar
mengajar yang mensiasati agar aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem
intruksional mengarah pada pengaktifan siswa untuk mencari dan menemukan
sendiri fakta, prinsip dan konsep yagn mereka butuhkan.
3. Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah
siswa.
Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran
Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu
mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik
tertentu.
4. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
- Strategi Klasikal
- Strategi Kelompok Kecil
- Strategi Individual.
5. Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa
Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat
peraga.
Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak
dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi
dengan media.
ü Berdasarkan Model Desain Pelaksanaan Evaluasi Belajar
ü Berdasarkan maksud atau fungsinya, terdapat beberapa model desain
pelaksanaan evaluasi belajar-mengajar. Di antaranya ialah evaluasi; sumatif,
formatif, refleksi, dan kombinasi dari ketiganya.
Evaluasi sumatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah
berakhirnya kegiatan belajar-mengajar, atau sering juga kita kenal dengan
istilah lain, yaitu post test. Pola evaluasi ini dilakukan kalau kita hanya
bermaksud mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau
penguasaan belajar (mastery learning) yang telah dicapai oleh siswa. Asumsi
yang mendasarinya ialah bahwa hasl belajar itu merupakan totalitas sejak awal
sampai akhir, sehingga hasil akhir itu dapat kita asumsikan dengan hasil. Hasil
penilaian ini merupakan indikator mengenai taraf keberhasilan proses
belajar-mengajar tersebut. Atas dasar itu, kita dapat menentukan apakah dapat
dilanjutkan kepada program baru atau harus diadakan pelajaran ulangan
seperlunya.
Evaluasi formatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan selama masih
berjalannya proses kegiatan belajar-mengajar. Mungkin kita baru menyelesaikan
bagian-bagian atau unit-unit tertentu dari keseluruhan program atau bahan yang
harus diselesaikan. Tujuannya ialah apabila kita menghendaki umpan-balik yang
secara (immediate feedback), kelemahan-kelemahan dari proses belajar itu dapat
segera diperbaiki sebelum terlanjur dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin
akan lebih merugikan, baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri. Bila dibiarkan
kesalahan akan berlarut-larut. Dengan kata lain, evaluasi formatif ini lebih
bersifat diagnostik untuk keperluan penyembuhan kesulitan-kesulitan atau
kelemahan belajar-mengajar (remedial teaching and learning), sedangkan
reevaluasi sumatif (EBTA) biasanya lebih berfungsi informatif bagi keperluan
pengambilan keputusan, seperti penentuan nilai (grading), dan kelulusan.
Evaluasi reflektif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan sebelum proses
belajar-menagjar dilakukan atau sering kita kenal dengan sebutan pre-test.
Sasaran utama dari evaluasi reflektif ini ialah untuk mendapatkan indikator
atau informasi awal tentang kesiapan (readliness) siswa dan disposisi (keadaan
taraf penguasaan) bahan atau pola-pola perilaku siswa sebagai dasar penyusunan
rencana kegiatan belajar-menagjar dan peramalan tingkat keberhasilan yang
mungkin dapat dicapainya setelah menjalani proses belajar-menagjar nantinya.
Jadi, evaluasi reflektif lebih bersifat prediktif.
Penggunaan teknik pelaksanaan evaluasi itu secara kombinasi dapat
dan sering juga dilakukan terutama antara reflektif dan sumatif atau model
pre-post test design. Tujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini ialah
apabila kita ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar-mengajar yang
bersangkutan. Dengan cara demikian, kita akan mungkin mendeteksi seberapa jauh
konstribusi dari komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar-mengajar
tersebut tentu model ini pun lebih bersifat diagnostik, tetapi lebih
komprehensi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Media sumber belajar merupakan alat bantu yang berguna
dalam proses belajar mengajar yang dapat mewakili sesuatu yang
disampaikan guru. Keefektifan daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran
yang rumit dapat tercapai dengan adanya alat bantu. Pengembangan variasi
mengajar yang dilakukan oleh guru adalah satu-satunya dengan memanfaatkan
variasi alat bantu. Dalam pengembanganvariasi mengajar tidak sembarangan,
tetapi ada tujuan yang hendak dicapai yaitu meningkatkan dan memelihara
perhatian anak didik terhadap relevansi proses bbelajar mengajar.
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan
ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Ini berarti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan metde yang tepat,
sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan.
Dengan tercapainya suatu tujuan maka dikatakan guru
telah berhasil dalam mengajar. Kebeerhasilan belajar mengajar tentu saja
diketahui setelah diadakan evaluasi dan tingkat keberhasilan siswa dapat
dilihat dari daya serap anak terhadap materi yang disampaikan guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah sri.
2007. “ Strategi Pembelajaran di SD ”. Jakarta : Universitas
Terbuka
Bahri
syaeful dan Zain Aswan. 2006. “Strategi Belajar mengajar”. Jakarta
: Rineka Cipta
Rusman.
2009. “ Manajemen Kurikulum”. Jakarta : Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar